CONTOH PTK
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
MENGGUNAKAN MIND MAP DRAWING
SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN
APRESIASI SENI RUPA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X
SMAN 1 KROYA
DISUSUN OLEH :
CARKASAN
UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
FAKULTAS AGAMA ISLAM
SEMESTER V NON REGULER
INDRAMAYU, 05 JANUARI 2011
A. JUDUL PENELITIAN
MENGGUNAKAN MIND MAP DRAWING
SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN
APRESIASI SENI RUPA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X
SMAN 1 KROYA
OLEH : CARKASAN
B. BIDANG KAJIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan latar belakang tingkat apresiasi seni rupa siswa kelas X SMAN 1 Kroya masih sangat rendah. Hal ini ditunjukan sekitar 80% siswa belum mencapai batas nilai ketuntasan, yaitu 60. Yang menjadi focus kajian disini adalah peningkatan aprsiasi seni rupa melalui metode bermain peran dengan menggunakan mind map drawing dapat meningkatkan proses dan hasil pencapaian batas penguasaan Kompetensi Dasar pembelajaran apresiasi seni rupa di SMAN 1 Kroya. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pengambilan data ini dilakukan menggunakan tehnik observasi, wawancara, dan angket untuk analisis data kualitatif, serta penilaian hasil ulangan harian sebagai analisis data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan melalui metode bermain peran dengan menggunakan mind map drawing diharapkan dapat meningkatkan baik proses maupun hasil pencapaian batas penguasaan Kompetensi Dasar pada pembelajaran seni rupa siswa kelas X SMAN 1 Kroya. Dan melalui metode bermain peran dengan menggunakan metode mind map drawing di harapkan juga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta menarik minat belajar siswa kelas X SMAN 1 Kroya.
C. LATAR BELAKANG MASALAH
Sebagian besar siswa kelas X SMAN 1 Kroya tingkat apresiasi seninya dapat dikatakan masih rendah, bahkan ada sebagian anak yang berada pada tingkatan sangat rendah. Dari tes awal yang diberikan kepada siswa kelas X SMAN 1 Kroya yang berjumlah 40 anak, sebanyak 32 atau 80% tidak mampu mendapatkan nilai 60 sebagai batas nilai ketuntasan. Hal itu diduga disebabkan pembelajaran Apresiasi seni rupa di sekolah SMAN 1 Kroya masih mengacu pada lihat, dengar dan catat (LDC), yang masih berpusat pada guru, sehingga proses pembelajaran menjadi terasa kering, tidak menyenangkan dan membosankan bagi siswa. Hal ini diperkuat oleh pendapat Bahrudin (Kompas, 2005:9), “bila proses pembelajaran tidak bisa memberikan rasa nyaman, maka keberhasilan anak untuk belajar sudah terkurangi 50%”. Oleh karena itu model pendekatan seperti itu seharusnya sudah tidak digunakan lagi pada proses pembelajaran apresiasi seni disekolah karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan anak dan tuntutan jaman.
Dalam menimplementasikan pembelajaran apresiasi seni rupa bagi siswa sekolah dasar ada beberapa hal yang perlu dipehatikan, yaitu tingkat perkembangan siswa. Siswa pada tataran siswa SMA berada pada tingkatan realis, mencoba-coba untuk mencari dan menemukan identitas dirinya. Dengan kondisi seperti itu maka pembelajaran apresiasi seni rupa perlu dilakukan dengan pendekatan CTL (Contextual teaching and learning), yaitu suatu pendekatan untuk mendukung strategi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi.
D. PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Perumusan masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah : kurang minatnya siswa kelas X SMAN 1 Kroya dalam mengikuti proses pembelajaran seni rupa. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : “apakah menggunakan mind map drawing sebagai model pembelajaran apresiasi seni rupa dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas X SMAN 1 Kroya?”
2. Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami apresiasi seni rupa, dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran mind map drawing dalam rangka membantu siswa dan memudahkan siswa untuk menguasai seluruh materi pembahasan apresiasi seni rupa.
Indikator keberhasilan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah meningkatknya minat belajar siswa yang diukur melalui pre test, post test dan proses pembelajaran.
E. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengatasi kesulitan siswa sekaligus membantu siswa kelas X SMAN 1 Kroya dalam memahami konsep apresiasi seni rupa. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari penelitia ini adalah untuk mengetahui :
1) Pemahaman siswa terhadap konsep apresiasi seni rupa yang dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran.
2) Interaksi belajar siswa di dalam kelas selama kegiatan pembelajaran.
3) Tanggapan siswa terhadap penggunaan mind map drawing dalam pembelajaran apresiasi seni rupa.
F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Bagi penulis merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru professional.
b. Bagi siswa dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahan terhadap mata pelajaran seni rupa.
c. Bagi guru seni rupa khususnya dan guru lainnya dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang sesuai.
G. KAJIAN PUSTAKA
1. kerangka Teori
Sebagai model pembelajaran, bermain peran berakar pada dimensi pribadi dan sosial. Dari dimensi pribadi model model ini membantu para siswa menemukan makna dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi dirinya. Melalui model ini para siswa diajak belajar memecahkan masalah pribadi yang sedang dihadapinya dengan bantuan kelompok sosial yang beranggotakan teman-teman sekelas. Dari dimensi sosial, model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk kerja sama dalam memahami situasi-situasi sosial, terutama masalah yang menyangkut hubungan antarpribadi siswa. Pemecahan masalah tersebut dilakukan secara demokratis, sehingga para siswa juga dilatih untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis (Mulyasa 2004:139).
Berpijak dari konsep bermain peran diatas, penulis berpendapat model tersebut sangat cocok digunakan untuk menyampaikan materi apresiasi seni rupa,di SMA karena selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa, materi apresiasi seni rupa juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, sejarah serta makna-makna dan nilai-nilai dimana karya seni rupa tersebut dihasilkan. Tetapi karena pembahasan konsep materi pelajaran apresiasi seni rupa di SMA yang demikian luas maka perlu dicarikan jalan atau cara untuk mrmbantu dan memudahkan siswa dalam mempelajari dan membaca seluruh materi pembahasan apresiasi seni rupa
2. Konsep Bermain Peran
Melalui konsep bermain peran, para siswa diharapkan dapat mencoba dan melatih diri mengeksplorasi hubungan-hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya dan mendiskusikannya sehingga bersama-sama siswa yang lain dapat mengungkapkan perasaan-preasaannya, sikap prilakunya, nilai-nila yang dianut, dan berbagai strategi pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
Sebelum melaksanakan tindakan bermain peran, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 anak, kemudian masing-masin anak diminta memerankan diri sebagai seniman, apresiator, kritikus, dan satu sebagai masyarakat penikmat.
3. Penggunaan Mind Map Drawing
Untuk dapat menguasai seluruh materi bermain peran yang mempunyai tema apresiasi seni rupa ditempuh dengan cara memberi tugas kepada siswa untuk membuat mind map drawing sebagai ringkasan ringkasan sekenario peran. Baik itu peran sebagai seniman, apresiator, kritikus atau masyarakat penikmat.
Kemudian siswa perlu juga membuat semacam catatan ringkas dalam bentuk mind map drawing dalam rangka menguasai seluruh materi diskusi dengan mengusung tema apresiasi seni rupa yang menyangkut pengenalan bentuk, corak, makna, dan nilai-nilai seni rupa tradisional, klasik, modern dan kontenporer yang dilengkapi dengan latar belakang budaya serta sejarah local, daerah, dan nusantara dimana karya seni rupa itu dihasilkan.
H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas yang ingin menungkap kompetensi dasar apresiasi seni rupa melalui metode bermain peran dengan menggunakan mind map drawing dan kondisi proses berlangsungnya pembelajaran secara obyektif.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Kroya semester genap tahun ajaran 2009/2010, dan penelitian ini direncanakan selama dua bulan, yaitu Bulan Februari dan Maret 2010, Jumlah siswa yang dijadikan subyek penelitian sebanyak 40 anak.
Ada dua Variable yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu:
1. Variable kemempuan Apresiasi Seni Rupa siswa.
2. Variable metode bermain peran dengan menggunakan mind map drawing.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari kegiatan prenncanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan tehnik observasi, wawancara, dan angket untuk kulitatif, dan penelitian hasil ulangan harian siswa sebagai data kuantitatif.
Untuk keperluan analisis data kuantitatif diperoleh dari penilaian hasil Ulangan Harian siswa yang dilakukan dua kali penilaian terhadap matri pembelajaran Apresiasi Seni Rupa pada siklus I dan Siklus II. Untuk keperluan analisis data kualitatif diperoleh dari kegiatan pengamatan, wawancara dan angket sebagai data non tes.
Observasi dilakukan oleh peneliti dan pengamat untuk memperoleh gambaran secara obyektif kondisi selama proses pembelajaran berlangsung, serta mengamati sikap siswa selama tindakan penelitian dilakukan. Sedangkan kegiatan wawancara dan angket berguna untuk mengungkap tanggapan balik siswa dan dampak dari aktivitas tindakan selama proses pembelajaran berlangsung.
I. JADWAL KEGIATAN
Bulan | ||||||||||||||||
No | Kegiatan | ke-9 | ke-10 | ke-11 | ke-12 | Ket | ||||||||||
minggu ke | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | | |
1 | Perncanaan | | | V | | | | | | | | | | | | |
2 | Persiapan | | | | | | | | | | | | | | | |
3 | Pelaksanaan tindakan I | | | | V | | | | | | | | | | | |
4 | Pelaksanaan tindakan II | | | | | V | | | | | | | | | | |
5 | Pelaksanaan Tindakan III | | | | | | | V | | | | | | | | |
6 | Pengolahan Data | | | | | | | | V | V | V | | | | | |
7 | Penyusunan Laporan | | | | | | | | | | | | | | | |
Sesuai dengan rencana yang tertuang pada point H diatas, penelitian ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahap.
J. BIAYA PENELITIAN
Kegiatan penelitian yang dilaksanakan direncanakan memerlukan dana atau biaya operasional sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga penyelesaian laporan penelitian. Rencana anggaran penelitian sebagai berikut :
No | Kegiatan | Biaya (Rp) | Keterangan |
1 | Perencanaan | | |
| - pengetikan RPP | 100,000 | Subyek penelitian |
| - Pembuatan CD | 200,000 | adalah siswa |
| pembelajaran | | kelas X |
| - Pengadaan LKS | 200,000 | SMAN I Kroya |
| - Pengetikan dan | 150,000 | berjumlah 40 |
| pengadaan soal tes | | orang |
| - Pengadaan buku | 150,000 | |
| literatur | | |
| - Dokumentasi | 50,000 | |
| - Transportasi | 50,000 | |
| | | |
2 | Pelaksanaan | | |
| - Transportasi ( 2 | 100,000 | |
| kali pelaksanaan) | | |
| - Honor observer | 100,000 | |
| | | |
3 | Penyelesian | | |
| - Pengetikan dan | 400,000 | |
| penggandaan | | |
| laporan hasil | | |
| penelitian | | |
| - Transportasi | 50,000 | |
| | | |
Jumlah | 1,550,000 | |
K. PERSONALIA PENELITIAN
Penelitian ini melibatkan Tim peneliti, identitas dari Tim tersebut adalah :
1. Nama : CARKASAN
NIM : 2212408051
Pekerjaan : Guru Wiyata Bakti SMAN 1 Kroya
Tugas dalam penelitian : Pengumpulan dan Analisis Data
L. DAFTAR PUSTAKA
· Bahrudin. 23 Maret 2005. Rahasia Sekolah Bermutu, murah dan menyenangkan. Kompas, hlm. 9.
· Buzan, Tony.2004. mind map, untuk meningkatkan kreativitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
· Ching, Francis D. K. 2002. Menggambar suatu proses kreatif. Jakarta : Erlangga
· Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 2003. Kurikulum 2004 SMA Mata Pelajaran Kesenian. Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan.
· Mulyasa, E. 2004 Implementasi kurikulum 2004. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
M. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Instrumen-instrumen
1. Silabus
2. RPP
3. CD Pembelajaran
4. Lembar observasi
5. Soal pre test dan post test
Komentar
Posting Komentar